Minggu, 22 November 2015

Tramadol injeksi



 TRAMADOL



 sumber : pribadi





INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Tramadol merupakan obat anti-nyeri yang bekerja secara sentral (di otak) pada reseptor opioid maupun memodifikasi penghantaran sinyal nyeri dengan menghambat pengambilan kembali monoamin. Efek anti-nyeri pada manusia dimulai kira – kira 1 jam setelah konsumsi dan mencapai konsentrasi maksimal dalam 2 – 3 jam.
Obat ini diserap secara baik melalui saluran cerna dan sangat baik dalam pendistribusiannya termasuk ke plasenta dan air susu ibu. Hasil metabolismenya dikeluarkan melalui urin dengan waktu paruh eliminasi sekitar 6 jam.
Oleh karena fungsinya, obat ini diindikasikan untuk mengatasi nyeri dengan level sedang sampai berat. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien percobaan bunuh diri, alkoholisme, cedera kepala, kondisi dimana terdapat peningkatan tekanan dalam otak, gangguan fungsi ginjal yang berat, serta ibu menyusui.
Terdapat interaksi obat antara Tramadol dengan warfarin yang meningkatkan efek antikoagulan. Selain itu,  kejadian kejang juga meningkat jika Tramadol diberikan bersamaan dengan obat golongan SSRI dan TCA (obat – obat anti-depresan). Penggunaan bersamaan dengan alkohol, opioid lain, agen anestesi, narkotik, phenothiazines, dan obat penenang dapat meningkatkan risiko depresi napas.
Penggunaan Tramadol juga perlu mendapat perhatian khusus pada pasien – pasien dengan hipotiroid, insufisiensi adrenokortikal, gangguan fungsi ginjal dan hati, riwayat kejang, myasthaenia gravis, depresi napas, pembesaran prostat, serta kehamilan.

EFEK SAMPING
Disamping efeknya sebagai anti-nyeri, konsumsi Tramadol dapat menyebabkan gejala – gejala sampingan seperti pusing, mual, konstipasi, berkeringan, dan gatal – gatal seperti pada penggunaan obat golongan opioid lainnya. Akantetapi, tidak seperti morfin, tramadol tidak menyebabkan pelepasan histamin. Selain itu, pada dosis yang sesuai, konsumsi Tramadol tidak akan memberikan efek pada frekuensi denyut jantung dan fungsi jantung kiri.
Efek samping lain yang mungkin dirasakan adalah sulit tidur, tekanan darah rendah, kejang, halusinasi, sampai yang terberat adalah depresi napas.

DOSIS
Terdapat sediaan oral, suppositoria, dan juga suntikan. Untuk dosis oral, 50 – 100 mg tiap 4 sampai 6 jam dapat diberikan untuk mengatasi nyeri sedang sampai berat dengan dosis maksimal hariannya adalah 400 mg. Untuk sediaan suntikan, dosis yang sama seperti sediaan oral juga dapat diberikan untuk mencapai efek yang sama.
Untuk mengatasi nyeri setelah operasi, dosis awal 100 mg kemudian dilanjutkan 50 mg tiap 10 sampai 20 menit jika dibutuhkan (sampai 250 mg untuk 1 jam pertama). Dosis pemeliharaannya adalah 50 – 100 mg tiap 4 sampai 6 jam dengan dosis maksimal adalah 600 mg per hari. Untuk sediaan suppositoria / lewat anus, 100 mg supp diberikan sampai 4 kali sehari.
Deskripsi
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem syaraf pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari syaraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat

Nama dan struktur kimia - Nama &Struktur Kimia :
2-Dimethylaminomethyl-I-(3-methoxyphenyl)cyclohexanol hydrochloride - Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih, mudah larut dalam air dan metil alkohol, sukar larut dalam aseton.
Golongan/Kelas Terapi Analgesik Narkotik Nama Dagang - Centrasic - Contram - Dolana – Dolgesik - Dolocap - Dolsic - Forgesic - Intradol - Miradol - Nonalges - Nufotram - Orasic
- Radol - Seminac - Simatral - Thramad - Tradonal - Tradosik - Tradyl - Tramal - Trasidan - Traumasik - Trazodon HCl - Trazone - Trunal DX - Tugesal - Zephanal - Zumatram - Bellatram Bentuk Sediaan Tablet, Kapsul, Injeksi Ampul
Cara Kerja Obat: 
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.  Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Maksimum 400mg. Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: 50mg setiap 3 hari hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 – 100 mg setiap 4 – 6 jam, jika perlu ( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan mengurangi frekuensi pemberian.
Farmakologi
Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat Stabilitas Penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup, 15 – 30° C
Efek Samping
Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP: anxietas, agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% pasien),
Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, anore

Interaksi Dengan Obat Lain : 
Karbamazepin : Meningkatkan metabolisme tramadol shg menurunkan efek analgesik scr signifikan.
SSRIs & MAO inhibitor : Tramadol dapat meningkatkan resiko terjadi efek samping, seperti serotonin sindrom (nyeri dada, takikardia, tremor, bingung) & kejang. Warfarin oral : Efek warfarin meningkat. Depresan sistem saraf pusat (alkohol, anestetik, fenotiazin, agonis opioid, sedatif, hipnotik, analgesik yg bekerja di pusat) : potensiasi efek depresi pernapasan & depresi saraf pusat Digoksin : Dilaporkan terjadi toksisitas digoksin (jarang) Pengaruh Terhadap Kehamilan
Kategori C : Penggunaan pada kehamilan hanya jika potensi manfaat lebih besar dari resiko thd janin, karena dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan gejala putus obat pada bayi. Parameter Monitoring Status sistem pernapasan & status mental
Peringatan
-Kejang dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan, resiko meningkat pada pasien yg mempunyai riwayat epilepsi, penggunaan bersama dgn SSRIs, MAO inhibitor. Waspada untuk pasien usia lanjut - Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus; karena dapat meningkatkan resiko kejang atau syok. Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan tramadol dikombinasi dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan.  Tramadol tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun termasuk agonis opiat, Tramadol tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat pemberian morfin.  Tramadol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar diperlukan. 
Informasi
Waspada pada penggunaan obat bersamaan dengan obat golongan tanskuilizer, hipnotik dan analgesik opioid lain. Hati-hati mengendarai mobil dan menjalankan mesin. Beritahu dokter bila wanita sedang hamil atau merencanakan hamil

SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN KERING.
Cara Pemakaian Tramadol
Cara pemakaian tramadol sendiri adalah dengan :
Peroral, yaitu pemberian obat dengan cara dimasukkan ke dalam mulut pasien.
Parenteral, yaitu pemberian obat dengan cara menyuntikan di kulit.
Intravena, yaitu  pemberian obat melalui jalur vena, isalnya dengan menggunakan infus
Intramuskular, yaitu pemberian obat dengan cara dmasukkan langsung ke otot, tujuannya agar obat dapat diserap oleh tubuh dengan cepat.
Sifat dari tramadol adalah opioid ( seperti opium/morfin).
Penggunaan Tramadol
Penggunaan tramadol tergantung pada tingkat keparahan rasa sakit yang diderita oleh pasien. Konsumsi obat jenis ini tidak boleh melebihi 400 mg dalam sehari. Untuk anak-anak dibawah usia 12 tahun, pemakaian obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Dan untuk lansia, sangat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi tramadol melebihi 300 mg per harinya.
Selama mengkonsumsi obat ini, pasien biasanya dianjurkan untuk menghindari minum minuman beralkohol serta mengkonsumsi obat-obatan yang mampu berdampak pada tingkat kesadarannya, seperti obat penenang, antihistamin ataupun sedatif.
Sebaiknya tramadol dikonsumsi saat rasa sakit mulai muncul, yaitu sebelum ataupun sesudah makan. Tramadol merupakan kontraindikasi khusus untuk pasien yang alergi terhadap opioid apapun.
Efek Samping Tramadol
Meskipun tidak menimbulkan efek kecanduan, tetapi mengkonsumsi tramadol dalam jumlah yang berlebihan bisa berakibat fatal, yaitu dapat mengakibatkan kematian. Gejala umum yang biasa terjadi akibat konsumsi obat ini adalah :
·         Pusing
·         Mual
·         Sembelit
·         Sakit kepala
·         Gangguan tidur
·         Kejang
·         Gangguan pernafasan
·         Diare
·         Sakit tenggorokan
·         Ruam pada kulit terutama di wajah
·         Pembengkakan di wajah dan lidah
·         Lelah dan mengantuk
·         Mulut terasa kering
·         Gelisah
·         Euforia
Efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini adalah :
Gangguan saluran pencernaan
Efek ini umum terjadi pada pasien yang mengkonsumsi tramadol. Gejalanya antara lain mual, sembelit, muntah, diare, anoreksia, perut kembung, sakit pada perut, mulut kering.
Gangguan pada saraf pusat
sponsored links
Efek samping konsumsi tramadol pada sususnan saraf sering terjadi, diantaranya pasien sering mengalami kejang. 25% pasien mengalami Pusing, sakit kepala, mengantuk, merasa gelisah, cemas, gemetar, agitasi, euforia, emosi labil dan mudah berhalusinasi pada saat mengkonsumsi tramadol selama tiga bulan pengobatan.  Sedangkan 5% pasien menyatakan bahwa, sering merasa bingung serta mengalami gangguan tidur pada saat mengkonsumsi obat ini.
Pada pasien yang berusia lanjut, sering mengalami gangguan delirium, yaitu gangguan mental yang ditandai dengan sering berhalusinasi, mengalami ketegangan otak, dan kegelisahan.
Mengalami gangguan pada kulit
Seperti halnya efek samping allopurinol, efek yang sering ditimbulkan pada pasien yang mengkonsumsi tramadol adalah pruritus (gatal-gatal pada kulit), munculnya ruam dan muncul kelainan pada kulit seperti urtikaria atau hive atau biduran. Urtikaria sendiri adalah infeksi yang terjadi pada kulit yang ditandai oleh warna kulit menjadi pucat, kulit mengalami pembengkakan dan muncul kemerahan yang secara jelas tergambar.
Gangguan sistem reproduksi (Genitourinary)
Gangguan sistem reproduksi akibat mengkonsumsi tramadol ditandai dengan berkurangnya jumlah urine yang diproduksi oleh kemih.
Kardiovaskular
Yaitu gangguan organ tubuh yang biasa terjadi pada jantung dan pembuluh darah. Beberapa contoh gangguan ini adalah hipotensi, dan denyut jantung yang cepat.
Hipersensitivitas
Gangguan hipersensitivitas ini ditandai dengan adanya reaksi anafilaktoid, yaitu respon klinis hipersensitivitas yang akut, berat, dan menyerang berbagai macam organ tubuh. Reaksi ini biasanya timbul pada saat pertama kali mengkonsumsi tradamol, terutama bagi pasien yang alergi terhadap kodein (sejenis obat yang tergolong opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri dari tingkat sedang hingga tingkat berat, diare, batuk, dan irritable bowel syndrome.
Reaksi hipersensitivitas lainnya adalah angioedema, yaitu pembengkakan yang terjadi pada daerah di bawah kulit, kadangkala mengenai daerah wajah dan tenggorokan. Angioedema berbeda dengan urtikaria.
Gangguan pada saraf pernafasan. Penggunaan tramadol yang dikombinasikan dengan obat penenang atau penggunaan yang elebihi dosis dapat berakibat menurunnya fungsi paru-paru pada tubuh.
Gangguan withdrawal. Yaitu gangguan psikologis yang ditandai oleh munculnya banyak keringat dan depresi akibat penggunaan suatu jenis obat.
Halusinasi pendengaran. Yaitu gangguan yang terjadi dimana seseorang mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak nyata.
Penutupan pada pita suara
Gangguan metabolisme tubuh
Gangguan metabolisme ini mencakup gangguan hiponatremia, yaitu gangguan dimana tingkat natrium dalam darah terjadi penurunan / terlalu rendah. Tingkat natrium elektrolit darah yang sehat adalah antara 135 dan 145 mmol / l. Seseorang dianggap mengalami gangguan ini jika natrium elektrolit dalam darahnya  menurun hingga dibawah 135 mmol / l.
Gejala hiponatremia sendiri seperti tubuh menjadi lesu, perut mual, anoreksia, agitasi, mengalami kejang, edema pada otak, bahkan mengalami koma.
Kematian
Ini merupakan efek terburuk dari pemakaian tramadol, yaitu kematian. Karena tramadol merupakan salah satu analgesik opiat yang mengakibatkan depresi pada sistem pernafasan, yaitu dengan menurunnya kepekaan pusat pernafasan secara drastis terhadap C02 (oksigen). Hal ini menimbulkan berkurangnya tingkat pernafasan, yang akhirnya bisa berujung pada kematian.
Seperti halnya efek samping aspirin, tentu setiap obat memiliki efek samping bagi kesehatan tubuh. Untuk itu, ada baiknya jika kita selalu memperhatikan dosis penggunaan jenis obat ini ataupun jenis obat-obatan lainnya. Karena jika kita salah dalam penggunaannya, bukan sehat yang kita dapat, melainkan nyawa yang kita korbankan. Waspaladalah akan penggunaan obat.


6 komentar:

  1.  Artikelnya luar biasa sangat bermanfaat banget bagi saya karena mudah untuk dipahami, akan tetapi jika anda juga berkenang untuk ingin baca artikelku agar kita bisa dapat berbagi info tentang  kesehatan.

    BalasHapus
  2.  Artikelnya luar biasa sangat bermanfaat banget bagi saya karena mudah untuk dipahami, akan tetapi jika anda juga berkenang untuk ingin baca artikelku agar kita bisa dapat berbagi info tentang  kesehatan.

    BalasHapus
  3. dimana belinya , harganya berapa ?

    BalasHapus