1.
DEFINISI
Penyakit LUPUS adalah
penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap
penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit
Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap
tahunnya. Arti kata lupus sendiri dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan”.
Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit
ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan
pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah
berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul
sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang
hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.
Penyakit lupus adalah
penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh sistem imun, dimana seharusnya
sistim ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang
tubuh itu sendiri. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan.
Antibodi tersebut bukannya menyerang virus, kuman atau bakteri yang masuk ke
dalam tubuh, justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.
Untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti, diperlukan pemeriksaan darah atau
biopsi kulit. Keduanya untuk memeriksa antibodi-antibodi yang muncul ketika
lupus sedang aktif (Dr. Samsuridjal Djauzi, 2009)..
Ada beberapa jenis lupus, yaitu :
1.Drug-induced
lupus
Jenis ini sangat jarang muncul dan
sesuai namanya, jenis ini biasanya terjadi karena pengaruh obat jangka panjang.
Laki-laki cenderung mengalami lupus ini daripada wanita. Cara pengobatannya
bisa menggunakan obat hipertensi berupa hydralazine, dan procainamide untuk
mengobati penyakit jantung.
2. Neonatal
lupus.
Jenis ini juga jarang terjadi, namun bisa
terjadi pada ibu hamil yang kemudian menurunkan antibodi lupus kepada anak-anak
mereka ketika lahir. Bayi yang terserang lupus biasanya menimbulkan gejala
anemia dan ruam kulit. Hal ini bisa sembuh dan hilang dengan sendirinya dalam
beberapa minggu.
3. Lupus anak-anak.
Lupus sistemik bisa menyerang
anak-anak dan disebut lupus anak-anak. Meski memang gejala mirip sekali dengan
lupus sistemik, namun kebanyakan yang mengalaminya adalah anak laki-laki dan
dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.
4. Cutaneous
lupus.
Jenis lupus cutaneous adalah diskoid,
yang paling umum dan dikenali dari gejala kemerahan, tebal, ruam bersisik pada
kulit leher, wajah dan kulit kepala. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa
hari, namun ada juga yang bertahan hingga bertahun-tahun. Setelah lupus hilang,
akan meninggalkan bekas pada ruam.
5. Lupus sistemik
Ini adalah jenis lupus yang paling
sering muncul yang dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh. Gejala yang
ditimbulkan bisa ringan namun bisa juga berat dan hilang datang begitu saja
seperti misalnya demam, nyeri sendi, rambut rontok dan ruam kemerahan saat
terkena sinar matahari.
2.
GEJALA
Gejala-gejala penyakit
dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus
artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ
tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-gejala yang umum dijumpai
adalah:
1. Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari
serta timbulnya gangguan pencernaan.
2. Gejala umumnya penderita sering merasa
lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama
didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3. Pada kulit, akan muncul ruam merah
yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah
menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan
kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang
sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
4. Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel
darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini.
5. Rambut yang sering rontok dan rasa
lelah yang berlebihan.
3.
PENYEBAB
Penyakit lupus adalah
penyakit sistem imunitas di mana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing.
Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti
jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler,
paru-paru, lapisan pada paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun
pembuluh darah dan sel-sel darah.
“Penyakit ini dapat mengenai semua
lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik,
dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada
usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih.
Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor
kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan,
terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres,” ujarnya. Penyakit
ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun
sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga
penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
Pada kehamilan dari perempuan yang
menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan
abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi
hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk geja LUPUS. Sering
dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan ( Hahn,
2005).
4.
MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
Tubuh memiliki kekebalan
untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, dalam penyakit ini
kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga
berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh seseorang terdapat
antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh.
Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul
berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh
yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas . Antibodi yang berlebihan ini,
bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :
Pertama, antibodi aneh
ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah
yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya
kekurangan sel darah merah atau anemia.
Kedua, antibodi bisa
bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk
ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir
bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan
peradangan. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel
radang (fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi
dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan
enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses
peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu
fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau
hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.
Kesembuhan total dari
penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang
sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak
menyerang organ vital tubuh.
5.
PENGOBATAN
Saat ini sudah ada obat
baru yang disebut Lymphostat-B, yang berfungsi menghambat protein yang
menstimulasi limfosit B (BLyS= B lymphocyte stimulator). Limfosit B adalah sel
yang berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Jadi dapat
memulihkan aktivitas auto-imun menjadi normal, kemudian menghambat aktivitas
protein tersebut sehingga limfosit B tidak bisa berkembang menjadi sel plasma
yang memproduksi antibodi. Berkurangnya produksi antibodi menyebabkan aktivitas
penyakit lupus mudah dikontrol. Pengobatan Penyakit Lupus.
Untuk mengatasi hal ini,
dokter akan datang dengan rencana perawatan individu atau terapi untuk Anda
berdasarkan jenis kelamin, usia, dan gejala yang dialami saat ini. Namun
sebenarnya saat ini masih belum ada obat khusus untuk lupus, dan obat biasa
untuk mengobati penyakit lain bisa dibilang masih sangat efektif. Seperti
misalnya jenis obat anti-inflamasi untuk meringankan peradangan pada ruam kulit
yang dapat menyebabkan lupus dalam tubuh. Salah satu obat anti-inflamasi tersebut
adalah aspirin, yaitu obat untuk mengatasi sakit kepala.
Meski begitu, aspirin
adalah pereda nyeri dan anti-inflamasi yang merupakan salah satu obat pertama
yang disetujui untuk pengobatan lupus. Karena dosis tinggi aspirin dapat
menyebabkan banyak efek samping, pengobatan pada lupus saat ini masih dalam
dosis rendah. Hal ini sekaligus untuk mengurangi risiko pembekuan darah, yaitu
komplikasi umum dari lupus. Pengobatan Penyakit Lupus dengan Obat Penekan
Sistem Imun. Pengobatan lupus bisa berupa obat-obatan sitotoksik dan digunakan
untuk menyembuhkan lupus yang lebih serius. Beberapa macam obat tersebut
meliputi cytoxan, imuran, cellcept, metotreksat, dan siklosporin. Semuanya
merupakan obat penekan sistem imun.
Obat cytoxan atau
siklofosfamid adalah obat untuk kanker yang digunakan untuk lupus parah dengan
gangguan ginjal. Efek samping bisa serius dan mencakup peningkatan risiko
beberapa jenis kanker, kerusakan kandung kemih, rambut rontok, dan
infertilitas. Jika obat imuran atau azathioprine, biasanya digunakan selama
operasi transplantasi dan untuk penyakit lupus ginjal. Imuran dapat
menghasilkan efek samping yang serius termasuk infeksi, anemia, dan peningkatan
risiko kanker.
Sedangkan cellcept
(mycophenolate mofetil), juga digunakan untuk lupus dengan gangguann ginjal,
tetapi memiliki efek samping yang lebih ringan dari jenis cytoxan, karena
cellcept tidak menyebabkan infertilitas. Untuk metotreksat, efek sampingnya
bisa termasuk penurunan jumlah darah, luka mulut, kerusakan organ, dan
siklosporin memiliki efek samping berupa tekanan darah tinggi dan nyeri gusi.
6.
PENCEGAHAN
Mengingat penyakit lupus
belum diketahui penyebabnya. Namun mecegah selalu lebih baik daripada
mengobati. Pada umumnya, ilmu dalam medis hanya
memastikan agar kita semua dapat menjalani pola hidup sehat meliputi pola makan
sehat, istirahat cukup, olahraga teratur, menjauhi minuman keras, rokok,
bekerja terlalu lelah, serta banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
kedalam menu harian.
Satu set
kegiatan dan pola hidup sehat tersebut selalu diyakini berfungsi untuk
membentuk sistem imun tubuh sehingga dapat menjauhkan manusia dari penyakit
apapun juga. Apabila seseorang menderita penyakit lupus oleh karena sebab
genetik, maka dengan menjalani pola hidup sehat yang disebutkan, penyakit lupus
akan dapat ‘ditekan’ atau dibuat ‘tidur’ sehingga tidak menimbulkan gejala –
gejala maupun gangguan.
Tentu
saja, sekali terserang lupus, penyakit ini akan terus ada. Hanya saja penderita
yang berhasil membuat penyakit lupus ‘tertidur’, dapat hidup selayaknya orang
normal yang menjalani aktivitas tanpa gangguan yang menyakitkan. Namun,
penyakit ini akan kembali datang jika si penderita mulai melonggarkan disiplin
yang harus dijalani dalam jangka waktu yang panjang tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
Doenger, Mrilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta.
Smeltzer, Suzanne
C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner Dan Suddart Edisi 8 Volume
3.Jakarta.