Sabtu, 26 Desember 2015

Lupus

1.      DEFINISI
Penyakit LUPUS adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengindap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit Lupus mencapai 5 juta orang, lebih dari 100 ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya. Arti kata lupus sendiri dalam bahasa Latin berarti “anjing hutan”. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan di sekitar hidung dan pipi . Bercak-bercak merah di bagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan , rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang ada di dalam tubuh.
Penyakit lupus adalah penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh sistem imun, dimana seharusnya sistim ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri. Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan. Antibodi tersebut bukannya menyerang virus, kuman atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh, justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Untuk mendiagnosis penyakit ini dengan pasti, diperlukan pemeriksaan darah atau biopsi kulit. Keduanya untuk memeriksa antibodi-antibodi yang muncul ketika lupus sedang aktif (Dr. Samsuridjal Djauzi, 2009)..
Ada beberapa jenis lupus, yaitu :
1.Drug-induced lupus
Jenis ini sangat jarang muncul dan sesuai namanya, jenis ini biasanya terjadi karena pengaruh obat jangka panjang. Laki-laki cenderung mengalami lupus ini daripada wanita. Cara pengobatannya bisa menggunakan obat hipertensi berupa hydralazine, dan procainamide untuk mengobati penyakit jantung.
2. Neonatal lupus.
Jenis ini juga jarang terjadi, namun bisa terjadi pada ibu hamil yang kemudian menurunkan antibodi lupus kepada anak-anak mereka ketika lahir. Bayi yang terserang lupus biasanya menimbulkan gejala anemia dan ruam kulit. Hal ini bisa sembuh dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
3. Lupus anak-anak.
Lupus sistemik bisa menyerang anak-anak dan disebut lupus anak-anak. Meski memang gejala mirip sekali dengan lupus sistemik, namun kebanyakan yang mengalaminya adalah anak laki-laki dan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.
4. Cutaneous lupus.
Jenis lupus cutaneous adalah diskoid, yang paling umum dan dikenali dari gejala kemerahan, tebal, ruam bersisik pada kulit leher, wajah dan kulit kepala. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa hari, namun ada juga yang bertahan hingga bertahun-tahun. Setelah lupus hilang, akan meninggalkan bekas pada ruam.
5. Lupus sistemik
Ini adalah jenis lupus yang paling sering muncul yang dapat mempengaruhi seluruh bagian tubuh. Gejala yang ditimbulkan bisa ringan namun bisa juga berat dan hilang datang begitu saja seperti misalnya demam, nyeri sendi, rambut rontok dan ruam kemerahan saat terkena sinar matahari.
2.      GEJALA
Gejala-gejala penyakit dikenal sebagai Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) alias Lupus. Eritomatosus artinya kemerahan. sedangkan sistemik bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh. Istilahnya disebut LES atau Lupus. Gejala-gejala yang umum dijumpai adalah:
1.       Kulit yang mudah gosong akibat sinar matahari serta timbulnya gangguan pencernaan.
2.      Gejala umumnya penderita sering merasa lemah, kelelahan yang berlebihan, demam dan pegal-pegal. Gejala ini terutama didapatkan pada masa aktif, sedangkan pada masa remisi (nonaktif) menghilang.
3.      Pada kulit, akan muncul ruam merah yang membentang di kedua pipi, mirip kupu-kupu. Kadang disebut (butterfly rash). Namun ruam merah menyerupai cakram bisa muncul di kulit seluruh tubuh, menonjol dan kadang-kadang bersisik. Melihat banyaknya gejala penyakit ini, maka wanita yang sudah terserang dua atau lebih gejala saja, harus dicurigai mengidap Lupus.
4.      Anemia yang diakibatkan oleh sel-sel darah merah yang dihancurkan oleh penyakit LUPUS ini.
5.      Rambut yang sering rontok dan rasa lelah yang berlebihan.
3.      PENYEBAB
Penyakit lupus adalah penyakit sistem imunitas di mana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing. Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti jaringan kulit, otot, tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru-paru, lapisan pada paru-paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel-sel darah.
“Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat, 1-5 orang di antara 100.000 penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Bangsa Afrika dan Asia lebih rentan dibandingkan kulit putih. Dan tentu saja, keluarga Odapus. Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres,” ujarnya. Penyakit ini justru kebanyakaan diderita wanita usia produktif sampai usia 50 tahun sekalipun ada juga pria yang mengalaminya. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.
Pada kehamilan dari perempuan yang menderita lupus, sering diduga berkaitan dengan kehamilan yang menyebabkan abortus, gangguan perkembangan janin atau pun bayi meninggal saat lahir. Tetapi hal yang berkebalikan juga mungkin atau bahkan memperburuk geja LUPUS. Sering dijumpai gejala Lupus muncul sewaktu hamil atau setelah melahirkan ( Hahn, 2005).


4.      MEKANISME TERJADINYA PENYAKIT
Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit Lupus diduga berkaitan dengan sistem imunologi yang berlebih. Dalam tubuh seseorang terdapat antibodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk dalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini antibodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Hasilnya, antibodi justru menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang sehat. Kelainan ini disebut autoimunitas . Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan dua cara yaitu :
Pertama, antibodi aneh ini bisa langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia.
Kedua, antibodi bisa bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan. Dalam keadaan normal, kompleks ini akan dibatasi oleh sel-sel radang (fagosit) Tetapi, dalam keadaan abnormal, kompleks ini tidak dapat dibatasi dengan baik. Malah sel-sel radang tadi bertambah banyak sambil mengeluarkan enzim, yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks. Hasilnya, proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.
Kesembuhan total dari penyakit ini, tampaknya sulit. Dokter lebih berfokus pada pengobatan yang sifatnya sementara.Lebih difokuskan untuk mencegah meluasnya penyakit dan tidak menyerang organ vital tubuh.
5.      PENGOBATAN
Saat ini sudah ada obat baru yang disebut Lymphostat-B, yang berfungsi menghambat protein yang menstimulasi limfosit B (BLyS= B lymphocyte stimulator). Limfosit B adalah sel yang berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Jadi dapat memulihkan aktivitas auto-imun menjadi normal, kemudian menghambat aktivitas protein tersebut sehingga limfosit B tidak bisa berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Berkurangnya produksi antibodi menyebabkan aktivitas penyakit lupus mudah dikontrol. Pengobatan Penyakit Lupus.
Untuk mengatasi hal ini, dokter akan datang dengan rencana perawatan individu atau terapi untuk Anda berdasarkan jenis kelamin, usia, dan gejala yang dialami saat ini. Namun sebenarnya saat ini masih belum ada obat khusus untuk lupus, dan obat biasa untuk mengobati penyakit lain bisa dibilang masih sangat efektif. Seperti misalnya jenis obat anti-inflamasi untuk meringankan peradangan pada ruam kulit yang dapat menyebabkan lupus dalam tubuh. Salah satu obat anti-inflamasi tersebut adalah aspirin, yaitu obat untuk mengatasi sakit kepala.
Meski begitu, aspirin adalah pereda nyeri dan anti-inflamasi yang merupakan salah satu obat pertama yang disetujui untuk pengobatan lupus. Karena dosis tinggi aspirin dapat menyebabkan banyak efek samping, pengobatan pada lupus saat ini masih dalam dosis rendah. Hal ini sekaligus untuk mengurangi risiko pembekuan darah, yaitu komplikasi umum dari lupus. Pengobatan Penyakit Lupus dengan Obat Penekan Sistem Imun. Pengobatan lupus bisa berupa obat-obatan sitotoksik dan digunakan untuk menyembuhkan lupus yang lebih serius. Beberapa macam obat tersebut meliputi cytoxan, imuran, cellcept, metotreksat, dan siklosporin. Semuanya merupakan obat penekan sistem imun.
Obat cytoxan atau siklofosfamid adalah obat untuk kanker yang digunakan untuk lupus parah dengan gangguan ginjal. Efek samping bisa serius dan mencakup peningkatan risiko beberapa jenis kanker, kerusakan kandung kemih, rambut rontok, dan infertilitas. Jika obat imuran atau azathioprine, biasanya digunakan selama operasi transplantasi dan untuk penyakit lupus ginjal. Imuran dapat menghasilkan efek samping yang serius termasuk infeksi, anemia, dan peningkatan risiko kanker.
Sedangkan cellcept (mycophenolate mofetil), juga digunakan untuk lupus dengan gangguann ginjal, tetapi memiliki efek samping yang lebih ringan dari jenis cytoxan, karena cellcept tidak menyebabkan infertilitas. Untuk metotreksat, efek sampingnya bisa termasuk penurunan jumlah darah, luka mulut, kerusakan organ, dan siklosporin memiliki efek samping berupa tekanan darah tinggi dan nyeri gusi.
6.      PENCEGAHAN
Mengingat penyakit lupus belum diketahui penyebabnya. Namun mecegah selalu lebih baik daripada mengobati. Pada umumnya, ilmu dalam medis hanya memastikan agar kita semua dapat menjalani pola hidup sehat meliputi pola makan sehat, istirahat cukup, olahraga teratur, menjauhi minuman keras, rokok, bekerja terlalu lelah, serta banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan kedalam menu harian.
Satu set kegiatan dan pola hidup sehat tersebut selalu diyakini berfungsi untuk membentuk sistem imun tubuh sehingga dapat menjauhkan manusia dari penyakit apapun juga. Apabila seseorang menderita penyakit lupus oleh karena sebab genetik, maka dengan menjalani pola hidup sehat yang disebutkan, penyakit lupus akan dapat ‘ditekan’ atau dibuat ‘tidur’ sehingga tidak menimbulkan gejala – gejala maupun gangguan.
Tentu saja, sekali terserang lupus, penyakit ini akan terus ada. Hanya saja penderita yang berhasil membuat penyakit lupus ‘tertidur’, dapat hidup selayaknya orang normal yang menjalani aktivitas tanpa gangguan yang menyakitkan. Namun, penyakit ini akan kembali datang jika si penderita mulai melonggarkan disiplin yang harus dijalani dalam jangka waktu yang panjang tersebut







DAFTAR PUSTAKA
Doenger, Mrilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner Dan Suddart Edisi 8 Volume 3.Jakarta.